Arsip Artikel

Masjid Ijabah, Saksi Cinta Rasulullah

Masjid Ijabah tampak bersahaja. Terlebih bila dibandingkan Masjid Nabawi yang besar dan megah, masjid ini terlihat kecil. Tapi inilah masjid yang menjadi saksi begitu besarnya cinta Nabi Muhammad kepada umatnya.

Di sinilah, Nabi Muhammad memanjatkan tiga doa untuk keselamatan umat Islam.

Imam Muslim meriwayatkan, suatu hari Rasulullah datang dari gunung dan ketika melewati Masjid Bani Mu'awiyah beliau masuk dan salat dua rakaat dan kemudian berdoa sangat lama.

Usai berdoa, Rasulullah berkata, saya telah memohon kepada Tuhan tiga hal. Ia mengabulkan yang dua dan menolak yang satu. Pertama, aku mohon kepada Tuhan agar tidak membinasakan umatku dengan kekeringan dan kelaparan, Ia mengabulkannya.

Kedua, aku mohon agar tidak membinasakan umatku dengan menenggelamkannya, Ia pun mengabulkan. Ketiga, aku mohon agar tidak ada fitnah dan perbedaan di antara mereka, tetapi Ia tidak mengabulkannya.

Masjid Ijabah terletak di Jalan Malik Faisal, atau di sebelah utara pemakaman Baqi. Awalnya masjid ini bernama Masjid Mu'awiyah. Namun karena Rasulullah pernah berdoa di dalamnya, namanya diganti menjadi Masjid Ijabah.

Kami, wartawan Media Center Haji (MCH) tiba di Masjid Ijabah, habis zuhur. Saat itu, tidak banyak jamaah yang datang. Karena saya perempuan, saya pun masuk ke ruang salat untuk perempuan.

Di dalam masjid, tampak dua shaf perempuan yang semuanya mengenakan abaya hitam-hitam. Seperti umumnya warga Arab Saudi, dengan memakai abaya lengkap dengan kerudung warna hitamnya, jamaah wanita langsung salat.

Penampilan saya tentu terlihat berbeda dibanding jamaah wanita lainnya. Saya mengenakan seragam petugas haji Indonesia, celana panjang biru tua dengan kemeja warna biru muda plus rompi dan kerudung putih.

Saya tidak membawa mukena, maka dengan seragam petugas haji itu saya langsung salat tahiyatul masjid dan lalu disambung salat zuhur. Saya tahu sejumlah jamaah memperhatikan saya. Terlebih saya sendirian saja masuk Masjid Ijabah.

Usai saya salat, seorang perempuan mendekati saya. "Assalamu'alaikum," katanya. Setelah salamnya kujawab, ia bertanya "Indonesi?" Yes, jawab saya.

Perempuan itu lalu menyalami saya. Merangkul dan kemudian mengangkat kedua tangannya, memanjatkan doa-doa untuk saya dalam bahasa Arab.

Setelah itu ia mengecup kening saya dan mengucapkan salam. Ia lalu pergi meninggalkan saya yang masih terpana dengan sambutan ramahnya. Mungkin karena sepi pengunjung, maka saya mendapat sambutan demikian ramah di Ijabah.

Masjid Ijabah memiliki luas 1.000 meter persegi. Tentu masjid ini terlihat mungil bila dibandingkan dengan Masjid Nabawi yang luas halamannya saja mencapai 235 meter persegi.

Ada dua kubah di masjid ini. Kubah di depan masjid setinggi 11,70 meter dengan diameter 9,5 meter. Kubah ini tidak dilengkapi dengan bulan sabit. Sementara kubah di sudut sebelah tenggara lebih tinggi yakni 36 meter tingginya termasuk dengan bulan sabitnya.

sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/12/15/194720/1525805/10/masjid-ijabah-saksi-cinta-sang-nabi?9911032