Warga melintas di objek wisata Kaliadem, Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, pasca penetapan peningkatan status Gunung Merapi dari Siaga menjadi Waspada, Senin (25/10/2010). Evakuasi warga ke barak pengungsian dilakukan pada sore hari dan jalur menuju berbagai obyek wisata di kaki Gunung Merapi telah ditutup pada siang harinya.
Awan panas atau wedhus gembel keluar dari puncak Gunung Merapi terlihat dari Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (12/11/2010).
Pemerintah Kabupaten Sleman berniat mengembangkan wisata lava atau lava tour untuk menggerakkan perekonomian masyarakat lereng Merapi pascaletusan Merapi. Wisata lava bisa langsung diikuti wisatawan begitu status Merapi dinyatakan aman.
Setelah erupsi 2006, lava tour Kaliadem jadi daya tarik luar biasa, banyak sekali dikunjungi wisatawan.
-- Widi Sutikno
Pemkab Sleman optimistis, obyek wisata lava akan mampu menyedot kunjungan wisatawan dalam jumlah besar karena obyek wisata sejenis itu tidak ada duanya di Indonesia. Wisata ini memiliki keunggulan khusus karena wisatawan bisa langsung mendekati bekas-bekas terjangan awan panas dan lava Merapi yang sudah dingin terutama di Dusun Manggung, Umbulharjo.
”Dengan sudah dibukanya akses Bandara Adisutjipto diharapkan ekonomi Sleman segera bangkit. Kami mengimbau usaha kecil menengah yang wilayahnya sudah dinyatakan aman segera membuka usahanya,” katanya.
Upaya perbaikan perekonomian Sleman diyakini berlangsung relatif cepat jika seluruh pihak, warga, dunia usaha, dan pemerintah bekerja sama.
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X memperkirakan, pemulihan perekonomian di Sleman setidaknya membutuhkan waktu dua tahun. Dalam kurun dua tahun tersebut, pertanian warga, seperti tanaman salak, diharapkan mulai menghasilkan buah lagi. Ia optimistis sektor pariwisata akan lebih cepat pulih dibandingkan dengan pertanian.
sumber : http://pitu8.blogspot.com/2010/11/pesona-wisata-lava-kaliadem-sleman.html