Arsip Artikel

Berat Badan Ibu Memengaruhi Perkembangan Janin ?

Penting bagi ibu hamil untuk mencermati berat badan (BB) prahamil dan selama kehamilan. Tentu pengaturan BB mesti sesuai dengan rambu-rambu yang ada, sehingga diharapkan kehamilan yang dijalani lebih sehat, dan tumbuh-kembang si calon bayi pun optimal.

Bagi ibu hamil yang terlalu kurus, langkah utama yang perlu dilakukan adalah menambah porsi makan. Namun, jumlahnya tidak perlu berlebihan. Memang pertambahan berat badan sepanjang masa kehamilan diperlukan untuk mencegah timbulnya kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR), namun demikian, perlu diketahui bahwa kenaikan berat badan yang tidak mencapai target dalam masa kehamilan ternyata tidak banyak memengaruhi keadaan kehamilan. Jadi, tidak perlu dilakukan upaya tambahan terlalu keras untuk menaikkan BB ini.

Penambahan BB yang terlalu drastis justru dikhawatirkan dapat berakibat pada timbulnya obesitas. Anggapan keliru bahwa perut ibu hamil yang tampak kecil menandakan janin dalam kandungan tidak bertumbuh dengan baik, juga kerap menjadi penyebab ibu jadi kelebihan berat badan. Padahal, perut yang tampak kecil ini umumnya disebabkan oleh lapisan lemak pada dinding perut ibu yang masih tipis dan bukan karena pertumbuhan janin yang terganggu.

Adanya ketidakmengertian inilah yang menyebabkan ibu hamil berlomba-lomba makan berlebihan agar perutnya membesar. Anggapannya, bila ibu sudah gemuk maka janin dalam kandungan pun tumbuh besar. Padahal yang besar itu lapisan lemak dalam dinding perut ibu, bukan janinnya.

Terlepas dari pertambahan BB, pertumbuhan janin sebenarnya relatif sama pada semua ibu hamil pada trimester I hingga menjelang akhir trimester II. Sedikit pengecualian pada ibu hamil yang mengalami penyakit ginjal kronis. Barulah pada awal trimester III, pertumbuhan calon bayi bisa menyimpang dari kurva pertumbuhan normal (terlambat atau berlebihan).

Bagi ibu gemuk

Seperti telah disinggung sebelumnya, obesitas pada masa kehamilan bisa mengakibatkan timbulnya obesitas dalam jangka panjang. Untuk itu, buang anggapan bahwa ibu hamil perlu makan untuk "dua orang". Namun, Anda sebaiknya tidak melakukan diet. Penurunan BB tidak boleh dilakukan dalam kehamilan. Yang perlu Anda cermati adalah kalori yang masuk ke dalam tubuh Anda.

Pertambahan kalori bagi ibu hamil cukup sekitar 100-300 kal per hari. Bila sebelumnya kebutuhan total kalori per hari rata-rata sekitar 2.000-2.100 kal, maka dengan penambahan 1/10 atau 1/7 dari total tersebut juga sudah mencukupi.

Pada trimester I dan II awal, perlu dijaga agar BB tidak naik terlalu cepat karena janin yang masih berukuran kecil tidak membutuhkan nutrisi dalam jumlah banyak. Selanjutnya pada paruh trimester II kehamilan, kenaikan BB ibu diupayakan tidak melebihi 500 gr setiap minggu.

Langkah utama yang harus dilakukan ibu hamil yang gemuk adalah mengurangi konsumsi makanan berlemak tinggi, seperti goreng-gorengan. Kurangi juga makanan dengan indeks glikemik yang tinggi (makanan yang meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, karena tidak perlu lama dicerna dalam saluran pencernaan). Seperti, biskuit, mi, roti, bihun, spageti, kue, atau buah yang manis. Khusus untuk buah-buahan sebaiknya dimakan utuh dan tidak dikonsumsi dalam bentuk jus, karena jus bisa menaikkan kadar gula darah dengan cepat walau tidak diberi tambahan gula.

Faktor yang memengaruhi perkembangan janin

Patut diketahui bahwa pertumbuhan janin tidak semata-mata ditentukan oleh berat badan ibu sebelum hamil, atau kenaikan berat badan ibu pada masa kehamilan. Namun juga ditentukan oleh faktor genetik serta ukuran pembuluh darah dari ibu hamil ke rahim dan plasenta, yang merupakan saluran makanan bagi janin dalam kandungan.

Rahim seorang wanita yang tidak hamil menerima suplai darah sekitar 50 ml setiap menit. Pada masa kehamilan, pembuluh darah rahim akan mengalami perkembangan hingga bisa mengalirkan darah 600 ml setiap menit. Bila terjadi gangguan perkembangan pembuluh darah rahim ini, janin dalam kandungan tidak akan bertumbuh dengan baik walaupun ibu hamil mengalami kenaikan berat badan yang drastis. Perkembangan pembuluh darah rahim ini bisa dimonitor dengan pemeriksaan ultrasonografis Doppler (USG Doppler).

Hal lain yang turut memengaruhi perkembangan janin adalah kebiasaan mengonsumsi narkoba dan merokok pada ibu. Kebiasaan buruk ini dapat menyebabkan perkembangan janin menjadi buruk, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kelahiran prematur dan BBLR. Untuk itu, mau tak mau, kebiasaan buruk ini mesti dihentikan.

Narasumber: Dr Med dr Calvin Tjong, SpOG, dari RS Puri Indah, Jakarta Barat, dan RSIA Family, Jakarta Utara

sumber : http://female.kompas.com/read/xml/2010/11/22/12262049/berat.badan.ibu.memengaruhi.perkembangan.janin