Arsip Artikel

Bahaya Diet Karbohidrat

Menganut pola makan sehat seharusnya mengasup semua kebutuhan gizi secara lengkap, dengan beragam makanan. Namun, karena takut gemuk dan ingin cepat menurunkan berat badan, cukup banyak orang yang menganut diet protein tinggi dan rendah karbohidrat.

Diet ini cukup banyak digemari orang di seluruh dunia karena cepat menurunkan berat badan. Pesohor seperti Jennifer Aniston dan Renee Zellweger dikenal menganut diet ini.

Yang menjadi dasar dari diet ini adalah teori yang menyatakan, jika kita memotong konsumsi karbohidrat, tubuh terpaksa membakar lemak karena tidak ada gula sebagai sumber energi dari karbohidrat. Tubuh yang membakar lemak ini membakar kalori lebih banyak dibandingkan saat membakar karbohidrat. Itulah sebabnya diet tinggi protein dan rendah karbohidrat ini menurunkan berat badan lebih cepat.

Fase pertama dari diet ini disebut induksi, yang harus diikuti selama dua minggu atau lebih jika kuat. Selama masa ini kita membatasi asupan karbohidrat hanya 20 gram sehari. Semua karbohidrat seperti biskuit, cakes, cokelat, minuman manis, pastry, roti, pasta, nasi, susu, buah, dan sayur yang mengandung karbohidrat harus dihindari. Sebaliknya, kita malah diizinkan makan daging merah, ayam, ikan, keju, telur, krim, dan butter.

Di fase kedua, pelaku diet ini hanya boleh meningkatkan sedikit asupan karbohidrat maksimum lima gram sehari, selama seminggu, agar bisa menurunkan berat badan antara setengah hingga dua kilogram.

Masuk fase ketiga, asupan karbohidrat boleh naik lagi sebesar 10 gram per hari selama seminggu. Di fase ini pelaku diet boleh mulai makan bubur, roti, dan pasta sedikit sekali. Sekadar catatan, dalam 40 gram bubur beras atau 30 gram pasta masak terdapat 10 gram karbohidrat.

Di fase terakhir, untuk menjaga berat badan yang diinginkan, kita hanya boleh meningkatkan sedikit asupan karbohidrat. Asupan itu tidak boleh lebih dari 90 gram sehari. Jumlah itu kira-kira sepertiga kebutuhan sehari. Celakanya, pantang terhadap karbohidrat ini harus terus dilakukan seumur hidup.

Membatasi karbohidrat dan meningkatkan asupan protein dan lemak ini tentu saja memberi efek samping. Awalnya pembakaran lemak akan memproduksi zat bernama keton di tubuh. Keton ini menyebabkan tubuh memasuki tahap bernama ketosis. Tandanya, napas jadi bau, lelah, pusing, dan sulit tidur.

Sembelit juga mungkin terjadi karena pelaku diet ini harus menghindari makanan berserat, seperti sayur, buah, nasi merah, pasta gandum utuh, sereal, gandum, kentang, dan makanan sumber karbohidrat lainnya.

"Karbohidrat sebaiknya harus ada pada menu makan kita sehari-hari karena diperlukan untuk menghasilkan gula sebagai sumber energi bagi otak, saraf, sel darah, dan ginjal. Kalau kurang karbohidrat dan memperbanyak asupan protein, hati akan mencari sumber energi dari bahan lain, yaitu lemak. Kerja ginjal dan hati jadi lebih berat karena diet ini," ujar Prof Dr Walujo Surjodibroto, Sp.GK (K).

Buat orang yang masih muda, mengikuti diet ini mungkin tidak terasa telah menimbulkan masalah serius karena adaptasi tubuh masih bagus. "Hati-hati mengikuti diet semacam ini," katanya

sumber : http://health.kompas.com/index.php/read/2010/11/22/1430441/Bahaya.Menyetop.Karbohidrat-12