Tak banyak yang tahu bagaimana mendiang Nike Ardila merintis karier musiknya. Ternyata alumnus SMA Trimurti, khususnya eks 1-5, ikut andil dalam perjalanan karier penyanyi melankolis ini. Kok bisa?
Jauh sebelum dilambungkan Deddy Dores dengan lagu-lagu melankolis Seberkas Sinar, Bintang Kehidupan, Biarkan Cintamu Berlalu, Sandiwara Cinta, Nike kecil merintis karier dari panggung kecil ke panggung kecil yang lain. Niatya menekuni panggung tarik suara semakin serius setelah pada tahun 1985 menjadi Juara Harapan I Lagu Pilihanku TVRI dan Juara Festival Pop Singer HAPMI Kodya Bandung. Usia Nike waktu itu masih 10 tahun.
Gelar juara membuat Nike kian berambisi meretas karier. Bahkan mojang priangan ini berani tampil di Surabaya. Nah, waktu tampil di Taman Remaja Surabaya (TRS) itulah, ada bau-bau SMA Trimurti di sini. Maksudnya? Ya, dalam beberapakali show, Andisco dan Eko Kebo ikut mengawal penyanyi yang dulunya memakai nama Nike Ratnadila ini.
Eks 1-5 ini mengawal Nike lantaran sepupu Nike yang bernama Iwan, adalah teman main Andisco. Dan kebetulan Iwan yang tinggal di Jl Kanginan juga sering clubbing bersama eks 1-5.
Dan ternyata, pengalaman manggung di Taman Remaja ini sangat penting bagi perjalanan karier Nike.
Tepat tiga tahun kemudian, 1988, sebuah album dirilis. Tak lama Nike kian mengundang perhatian. Karier Nike tambah bersinar setelah berkolaborasi dengan Deddy Dores yang pas banget dengan karakteristik vokal dan wajah melankolis Nike Ardila.
Yah, siapa sangka ada andil eks Smatri dalam karier Nike Ardila…
Nike Ardilla lahir di Bandung tanggal 27 Desember 1975 dari pasangan R. Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat. Sejak kecil sudah mengawali karir dengan mengikuti berbagai festival menyanyi di Bandung, sampai kemudian bakatnya ditemukan oleh produser musik Deddy Dores (belum dibuat).
Karir musiknya di dunia hiburan pun dimulai. Tahun 1987, oleh Ningsihrat ia diboyong ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Di situ ia bertemu dengan Deni Kantong, guru menyanyinya, dan Deni Sabrie, yang kemudian jadi manajernya. Dua Deni itu memperkenalkannya pada Deddy Dores. Deddy membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike yang bertajuk yang terjual lebih dari 500.000 ribu kopi. Sebelumnya Deddy Dores juga sempat menyatukan Nike dengan dua anak didik Deddy dan Deni bernama Deni Angels bersama Cut Irna dan Lady Avisha. Tahun berikutnya Nike merilis album keduanya yang bertajuk Bintang Kehidupan yang mendapatkan sambutan luar biasa, dan terjual dengan angka yang fantastis, yaitu dua juta kopi Selanjutnya Nike merilis album-album yang menjadi.
Album rekaman terakhir Nike Ardilla sebelum wafat yang bertajuk Sandiwara Cinta terjual sampai menembus angka tiga juta kopi dan lima juta copy seasean. Karir Nike Ardilla dalam dunia seni peran juga berjalan mulus seiring dengan dirilisnya album pertama. Nike bermain film Kasmaran (film) (belum dibuat) bersama almarhum Ryan Hidayat 1987, dan terus melahirkan film-film box office sepanjang periode akhir 80an dan awal 90an. Nike Ardilla juga sukses dalam beberapa sinetron.
Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakan tunggal. Mobil Honda Genio berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan E. Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke Rumah Sakit Nike meninggal. Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang diantaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum orange jus. Hasil visum polisimenyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.
Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, ditengah perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata dan Nikepun tewas seketika.
Tak lama setelah kematianya nama Nike Ardilla justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir “In Dead She Soared” atau “Dalam Kematian Dia Bersinar”. Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fansclub melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan tempat berpulangnya Nike. Sebuah Museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barang Nike tersimpan disana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla. Selain itu, hampir semua Album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan. Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.
Tak lama setelah kematianya nama Nike Ardilla justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir “In Dead She Soared” atau “Dalam Kematian Dia Bersinar”. Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fansclub melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan tempat berpulangnya Nike. Sebuah Museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barang Nike tersimpan disana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla. Selain itu, hampir semua Album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan. Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.
Di Sulawesi Barat terdapat pula rumah makan dengan nama Rumah Makan Nike Ardila yang berlokasi di Wonomulyo, Polewali Mandar. Setiap harinya di rumah makan ini diputarkan lagu-lagu Nike.
Prestasi
- Juara Harapan I Lagu Pilihanku TVRI – 1985,
- Juara 1 Festival Pop Singer HAPMI Kodya Bandung – 1985,
- Juara 3 Golongan Teruna Festival Penyanyi Indonesia,
- Populer Bandung 1986,
- Juara 1 Festival Musik 3 Warna se Jawa Barat – 1987,
- Pemenang BASF AWARD “Bintang Kehidupan” 1990,
- Pemenang BASF AWARD “Nyalakan Api” – 1991,
- Pemenang Asia Song Festival Shanghai China 1991,
- Pemenang BASF AWARD “Biarkan Aku Mengalah” – 1993,
- Pemenang Kaset Emas HDX “Biarkan Cintamu Berlalu” – 1994,
- Promotour Video Music Indonesia Yogyakarta 6 – 9 Oktober 1994,
- Video Klip Favorit VMI Bulanan Lagu Biarkan Cintamu Berlalu,
- Bintang Favorit Dunia Bintang tahun 1994-1995,
- Bintang Favotit Dunia Bintang versi wartawan tahun 1994-1995,
- Peraih Anugerah Emas Malaysia 1995 untuk album Duri Terlindung,
- Video Klip Favorit Tahunan (1994-1995) album Biarkan Cintamu Berlalu,
- Video Klip Terbaik Bulanan album Sandiwara Cinta April 1995,
- ANUGERAH HDX 1996 untuk album Suara Hatiku,
- Musik Mingguan Award 1996 kategori kaset terlaris untuk album Suara Hatiku,
- BASF Award 1996 untuk album Mama Aku Ingin Pulang kategori triple platinum,
- Penghargaan TVRI atas karya Nike Ardilla di belantika musik Indonesia,
- Video Klip Favorit VMI 1997 untuk lagu Panggung Sandiwara,
- Pemenang Kaset Emas HDX untuk Sandiwara Cinta – 1996.
Prestasi bidang model
- Sampul Majalah Sahabat Pena – 1986
- Juara 3 LA Clark Jeans Contest – 1989
- Juara Favorit Gadis Sampul 1990
- Sampul Majalah Populer 1990
- Sampul Majalah Djoko Lodang – 1991
- Sampul Majalah Mangle – 1991
- Sampul Majalah Kartini 1995
- Sampul Majalah URTV Malaysia – 1995
Diskografi
- Album Seberkas Sinar 1990
- Album Bintang Kehidupan – 1990
- Album Nyalakan Api – 1991
- Album Matahariku/Izinkanlah – 1991
- Album Biarkan Aku Mengalah 1993
- Album Duri Terlindung 1994
- Album Biarkan Cintamu Berlalu 1994
- Album Sandiwara Cinta – 1995
- Album Mama Aku Ingin Pulang – 1995
- Album Suara Hatiku – 1996
Singles released
- Star Of Life (bintang kehidupan english version) 1992
- Tinggalah kusendiri 1993
- Deru Debu (radio released)
- Cinta Kita 1995
- untuk Apa Lagi 1995
- Biarkanlah 1996
- Cinta Diantara Kita 1997
- Panggung Sandiwara 1997
- Ingin Kulupakan 1998
- Belengu Cinta 2000
Album kompilasi
- Bandung Rock Power 1988
- Gadis Foto Model 1989
- Album Ost Pocong – 1996
- BEST OF THE BEST VOL.1 -1999
- BEST OF THE BEST VOL.2 -2000
- BEST BEAT -2002
Singles soundtrack
- Ost Nuansa Gadis Suci 1992
- Ost Nakalnya Anak Muda 1992
- Ost Aksara Bisu 1992
- Ost Lupus 1992
- Ost Deru Debu 1994
Filmografi
- Kasmaran-1987
- Kabayan Saba Kota-1988
- Gadis Foto Model-1989
- Ricky Nakalnya Anak Muda-1990
- Lupus 4-1990
- Kabayan & Anak Jin-1991
- Cinta Anak Muda-1991
- Olga & Sepatu Roda-1992
- Kabayan Saba Metropolitan-1992
- Tiga Kamar Perawan-1992
- Kembali Lagi-1994
- Pocong-1996
Sinetron
- Perkawinan Pilihan – 1990
- Gara-Gara – 1990
- Pelangi Di Hatiku – 1991
- Bunga Kampus 1992
- Sukreni Gadis Bali 1993
- Trauma Marissa 1994
- Ceplas-Ceplos 1994
- Saputangan dari Bandung Selatan 1994
- None – 1994
- Warisan I & II 1995
- Jalur Putih – 1995
- Mentari Di Balik Awan – 1996
- Mutiara Cinta – 1996
Iklan
- Belia – 1993
- Sunsilk – 1993
- Vicee 500 – 1994
Penghargaan
- Penghargaan dari PT.POS INDONESIA dengan diterbitkannya kartu pos dan sampul surat peringatan setahun wafatnya Nike Ardilla pada pameran filateli remaja sedunia tahun 1996
- Diterbitkannya prangko Nike Ardilla oleh dua negara bagian Rusia yakni Abkasia dan Tauva tahun 1996 (prangko artis dunia diantaranya Michael Jackson, Madona, Marilyn Monroe, Elvis Presley).
Trivia
- Tinggi badan Nike Ardilla adalah 1.68 meter dan berat 47 kilogram.
- Hobi Nike Ardilla adalah musik, berenang, dan badminton.
- Makanan kesukaannya adalah hamburger, mie bakso, jengkol goreng.
- Minuman kesukaannya adalah Coca-Cola, Yogurt.
- Nike mempunya beberapa nama kecil antara lain Nike, Neneng, Keke, dan Amoy.
- Mobil Honda Genio yang dipakai Nike saat kecelakaan berhasil dilelang seharga Rp 100 juta oleh seorang gadis bernama Lia Nathalia yang kini juga menjadi penyanyi.
- Pada acara 40 hari meninggalnya Nike Ardilla diadakan doa bersama di gedung Balai Sartika Bandung pada tanggal 26 April 1995. Acara yang merupakan bagian dari peringatan empat puluh hari meninggalnya Nike Ardilla dihadiri sekitar 200-an tamu undangan, termasuk puluhan artis ibu kota yang khusus datang dengan dua bus besar serta rekan-rekan dari PAPRI dan HAPMI Jawa Barat. Dalam peringatan ini hadir pula keluarga Nike.
- Pada 40 hari itu juga, makam Nike dikunjungi oleh lebih dari lima ribu penggemar.
- Bangunan makam Nike boleh dibilang amat megah. Tak berbeda dengan makam toko-tokoh nasional yang amat penting, makam Nike juga dilindungi bangunan cukup berundak-undak yang terbuat dari beton yang atapnya disangga empat pilar kokoh. Makamnya sendiri seluruhnya dilapis oleh kayu yang khusus di datangkan dari Kalimantan Timur. Makamnya juga di pagari tembok yang penuh tulisan kata-kata kenangan untuk Nike Ardilla, termasuk puisi dan doa-doa dari penggemar.
- Sepanjang karirnya, Nike telah menjual album yang kesemua albumnya mendapatkan multiplatinum, rata-rata terjual diatas satu atau dua juta kopi, kecuali album pertama yang ‘hanya’ terjual 500 ribu kopi. Bahkan setelah kematiannya terus bermunculan album-album berisi kumpulan lagu Nike Ardilla yang semuanya diperkirakan berjumlah 40 buah album.
- Nike Ardilla menjadi satu-satunya artis Indonesia yang kematiannya selalu diperingati oleh para fansnya. Diluar hal semacam ini terjadi pada Jhon Lennon, Marlyn Monroe, atau Bruce Lee.
- Nike Ardilla menjadi satu-satunya artis dengan penjualan album terbanyak sepanjang masa di Indonesia, data terakhir sudah terjual lebih dari 25 juta kopi album Nike yang terjual, termasuk penjualan di Malaysia dan negara-negara lainnya.
- Nama panggung Nike Ardilla sebelumnya adalah Nike Astrina yang diambil dari nama seniornya, Nicky Astria, Ini karena corak musik keduanya sama dan Nicky Astria juga adalah besutan Deddy Dores
- Video klip sandiwara cinta versi kedua atau lebih dikenal oleh para fansnya sebagai “versi Monroe” adalah video klip terakhir Nike semasa hidup dan disutradarai oleh Rizal Mantovani. Menampilkan Nike yang sekilas terlihat seperti idolanya, Marylin Monroe. Syutingnya dimulai 10 hari sebelum Nike tewas. Video ini sebetulnya belum selesai digarap, namun karena Nike kemudian tewas, Rizal mengubahnya menjadi seperti sebuah video dokumenter Nike sepanjang karirnya. Setelah kematiannya, video klip lagu Nike Ardilla biasanya menampilkan model yang mempunyai mirip dengan dirinya.