Dengan cepat lontaran dalam FB tertanggal 5 Maret lalu menyebar dan membuat gelisah umat Hindu di Bali, yang merasa tersinggung dengan apa yang ditulis facebooker itu.
"Ya saya menerima banyak protes dan keluhan masyarakat Hindu yang merasa tersinggung dengan isi dalam facebook itu," kata Ketua Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB) Bali Ida Bagus Gede Wiyana dihubungi okezone lewat telepon, Senin (7/3/2011).
Namun Wiyana segera bertindak cepat, meminta agar umat Hindu diharapkan tetap tenang dalam menyikapi kasus pelecehan perayaan Nyepi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab melalui jejaringan facebook (FB).
"Saya minta seluruh umat Hindu di Bali tidak terpancing dengan hal seperti itu, serahkan kepada pihak berwenang kepolisian untuk mengungkapnya," kata Wiyana.
Diakui dia, kejadian pelecehan lewat dunia maya ini kali kedua setelah sebelumnya saat Nyepi tahun 2010 lalu, penghinaan Nyepi dilakukan seorang Facebooker bernama Ibnu Richal Framansyah. Untuk kasus itu, penanganannya sudah diserahkan ke Polda Bali dan sudah ditindaklanjuti.
"Saat itu, polisi sudah mendatangi pelaku bersama elemen masyarakat Hindu Bali lainnya, pelaku sudah minta maaf secara terbuka dan masalahnya selesai," katanya menegaskan.
Namun kini saat kasus serupa kembali muncul sehingga ia sangat menyayangkan ulah orang yang tidak memikirkan dampak psikologisnya bagi umat Hindu. Seperti diketahui, lewat akun atas nama Dea ia menulis,
"kenapa ya kalau nyepi mesti matiin lampu?! Toh kalu qt melanggar, qt juga yang dosa khan?! Ada aja orang yang buat aturan aneh2. Klow mau nyepi, nyepi aja sendiri2, ngga usah ngerepotin orang laen, se**t.”Atas munculnya pelecehan Nyepi tahun 2011, untuk kedua kalinya itu, segera disikapi FKUB Bali yang langsung menghimbau agar umat Hindu di Bali tetap tenang dan menyerahkan penanganannya kepada pihak berwajib baik kepolisian atau TNI.
"Jangan sampai orang Hindu mudah terprovokasi oleh hal-hal yang berbau konflik SARA," ujarnya mengingatkan. Bahkan, Wiyana menegaskan, penghinaan terhadap agama mana pun di Indonesia bahkan terjadi tiap hari, bukan hanya saat Nyepi saja.
Karena itu, dia berharap para facebooker agar berlaku sopan dan janga n membawa nama agama dalam jejaringan sosial tersebut. "Kami berharap penyelidikan atas jejaringan sosiali tersebut bisa segera mengungkap pelaku dan motif tindakan yang dilakukan," katanya berharap.
Sementara, tak berselang lama, akun tersebut dihapus pemiliknya dan Deanandha kembali menulis status baru berisikan permohonan maaf kepada semua pihak.
"Saya minta maaf atas kesalahan saya di FB, itu bukan saya yang buat, tetapi teman saya Sisca," demikian permintaan maaf Dea.
Dalam profil Deanandha, terpajang, seseorang bermain gitar , beralamat di Kesiman Denpasar Selatan Hingga kini, kasusnya masih dalam penyelidikan pihak kepolisian dan beberapa komponen ormas keagaman terus berkoordinasi agar masalah tersebut tidak melebar menjadi konflik horizontal di Bali. [okezone.com]