Arsip Artikel
-
▼
2010
(1216)
-
▼
Desember
(493)
-
▼
25 Des
(20)
- Mengapa Harga Batik Bisa Begitu Mahal ?
- Olahraga yang Aman Pascahamil
- Penyebab Sperma Berkualitas Rendah
- Model Diet Irfan Bachdim Pun Ditiru
- Pertumbuhan Gigi Sesuai Usia
- 10 Fakta Tentang Bunuh Diri
- 6 Sarang Binatang yang Menakjubkan
- Talaha : "Garuda ke Final Cuma Keberuntungan"
- Mengapa Seks Baik untuk Kesehatan Pria ?
- Ciri - Ciri Pernikahan Tidak Sehat
- Lapangan Tenis Tertinggi di Dunia
- Akun Twitter Para Pemain Timnas Indonesia
- 10 Istana Termegah di Dunia
- Misteri Dunia Mistis versi Kejawen
- 5 Hal yang 'Haram' Dibocorkan pada Pasangan
- Mobil Matik Pertama di Dunia
- Foto Depe Tampil Seksi di Depan Anak - anak
- 5 Resolusi Cinta di Tahun 2011
- Wangi Aroma Mistis Alas Ketonggo Ngawi
- Hantu Jenggot Putih di Guest House Pemkab Lumajang
-
▼
25 Des
(20)
-
▼
Desember
(493)
Penyerang Timnas Indonesia, Irfan Bachdim,usai mengikuti latihan, di lapangan C, Senayan, Jakarta, Kamis (2/12/2010).
Kehadiran pemain naturalisasi asal Belanda, Irfan Bachdim, ternyata tidak hanya memberi warna bagi tim nasional Indonesia dari sisi teknis. Namun, Bachdim juga dijadikan model ideal oleh Badan Tim Nasional PSSI dalam penerapan sports science (ilmu pengetahuan keolahragaan), khususnya dalam hal pola diet dan nutrisi di kalangan pemain timnas.
Dengan latar belakang jebolan akademi sepak bola klub Liga Belanda, Ajax Amsterdam, Bachdim sejak kecil sudah dikondisikan memenuhi standar pemain Eropa, khususnya dalam hal kebugaran dan nutrisi. Tubuhnya yang atletis merupakan buah dari sports science yang sudah lama diterapkan dalam persepakbolaan di luar negeri.
"Irfan itu sudah standar pemain Eropa. Dia sekarang dijadikan benchmark. Semua pesepak bola Indonesia sekarang diupayakan memenuhi standar seperti itu. Dengan sports science, kita sekarang sedang mengubah mindset pemain lokal supaya mereka lebih baik performance-nya," ungkap Phaidon L Toruan, mantan Direktur Sports Science Badan Tim Nasional, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/12/2010).
Kehadiran Irfan, lanjut Phaidon, diakui merupakan sebuah fenomena yang berdampak positif bagi pemain lokal. Striker berdarah Indonesia-Belanda ini dapat menjadi contoh bagi pemain lainnya dalam hal pemenuhan gizi dan nutrisi.
"Dengan kata lain, Irfan dapat dijadikan model oleh timnas untuk menerapkan sports science supaya pemain-pemain Indonesia dapat memenuhi worldclass standard," imbuhnya.
Diakui Phaidon, tidak mudah mengubah kebiasaan diet pemain timnas, terutama pemain lokal. Beberapa pemain masih ada yang tidak disiplin dan lebih senang memilih menu sesukahatinya, padahal kandungan nutrisinya tidak direkomendasikan.
Misalnya, kata Phaidon, masih ada saja pemain yang lebih memilih nasi goreng dan kerupuk karena alasan enak dan kenyang. Padahal, komposisi gizinya tidak cocok untuk kebutuhan seorang pemain sepak bola.
Penerapan diet, lanjutnya, adalah problem klasik dalam tim nasional, meski sekarang sudah banyak mengalami kemajuan. "Problem diet dan nutrisi ini masih saja ada rejection (penolakan). Masalahnya juga kompleks, mulai dari perbedaan kultur, pemain yang tidak terbiasa, sampai masalah katering yang tidak dapat menyediakan apa yang kita inginkan," ujar Phaidon yang memimpin tim khusus beranggotakan beberapa pakar untuk memajukan prestasi timnas melalui penerapan ilmu pengetahuan.
sumber : http://health.kompas.com/read/2010/12/16/15212727/Model.Diet.Irfan.Bachdim.Pun.Ditiru