Arsip Artikel
-
▼
2011
(1124)
-
▼
Maret
(311)
-
▼
21 Mar
(9)
- Video Fenomena Supermoon di Langit Yogya
- Trik Jitu 'Nembak' Cowok
- Inilah 8 Negara yang Dihukum FIFA
- Cara Membaca Iklan Lowongan Kerja
- Kota Kondom Larang Jual Kondom
- Inilah Sejarah Pertama Manusia Bermain Api
- Galeri Foto Jessica Alba Ketika Mengenakan Batik
- Pria Indonesia di Mata Wanita Jepang
- Foto - Foto Fenomena Supermoon 2011 di Indonesia
-
▼
21 Mar
(9)
-
▼
Maret
(311)
Sabtu malam, 19 Maret 2011 sebuah fenomena astronomi unik terlihat di langit, lunar perigee atau disebut juga supermoon. Saat itu, Bulan berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi dalam kurun waktu sekali dalam setiap 18 tahun.
Jarak Bulan hanya sekitar 221.567 mil atau 356.578 kilometer dari induknya. Di Indonesia, supermoon mencapai puncak pada Minggu 20 Maret 2011 dini hari pukul 02.10 Waktu Indonesia Barat.
Pada ahli menyebut supermoon sebagai fenomena biasa dan reguler dalam astronomi. Namun, sejumlah penganut teori konspirasi menghubung-hubungkannya dengan pertanda bencana.
Misalnya, astrolog, Richard Nolle yang mengklaim supermoon akan memicu gempa bumi, gunung meletus, dan badai besar. Beberapa fakta dijadikan penguat teori itu, seperti tsunami Aceh 2004 yang merenggut lebih dari 200 ribu nyawa terjadi dua minggu sebelum supermoon 2005. Juga bahwa gempa 9,0 skala Richter dan tsunami Jepang pada Jumat 11 Maret 2011, yang hanya delapan hari sebelum supermoon 2011.
Namun, teori ini dibantah Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA. Ilmuwan Goddard Space Flight Center NASA, Jim Garvin menjelaskan, efek bulan terhadap bumi telah lama menjadi subyek studi. Tak ada kaitan antara supermoon dengan bencana.
"Efek supermoon terhadap Bumi kecil. Dan menurut studi detil para seismolog dan vulkanolog, kombinasi antara supermoon dan bulan purnama tidak mempengaruhi energi internal keseimbangan di bumi." Meski bulan berkaitan dengan kondisi pasang surut Bumi, itu tidak mampu memicu gempa besar dan mematikan."
Sementara, Astronom Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengingatkan masyarakat untuk tidak menghubungkan lunar perigee dengan bencana. "Ini adalah fenomena astronomi biasa, Bulan berada dalam jarak lebih dekat dengan Bumi."
Apapun itu, supermoon berkaitan dengan bencana atau tidak, fenomena ini cukup memesona siapapun yang beruntung menyaksikannya. Bulan nampak lebih besar dan oranye, sinarnya pun lebih terang daripada malam-malam biasa.
Seperti yang nampak dari rekaman anggota Jogja Astro Club (JAC) yang merekamnya melalui teleskop dari markas JAC di Gejayan.
Video :
sumber : VIVAnews