Jelas bahwa apa yang terjadi di layar sama sekali tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata, dan karenanya, seharusnya tidak akan membangkitkan situasi traumatis seseorang, namun hanya akan memperkuat hasil timbal balik yang berhubungan dengan phobia. Ketika otak menangkap sebuah keadaan yang berbahaya atau menegangkan, maka ia akan memproduksi energi tambahan yang diarahakn kepada aktivitas neurotransmiter, antara lain; glutamat, dopamin, dan serotonin. Hasilnya, tubuh akan berada dalam keadaan siap berperang untuk beberapa lama.
Terlebih lagi, sebuah sinyal ancaman potensial melewati hypothalamus, bagian otak yang berkaitan dengan sistem glandular dari tubuh. Sinyal ini menstimulasi kelenjar adrenal untuk memproduksi adrenaline, yang bertanggungjawab untuk memproduksi opiates, yang ternyata memiliki efek anestesi (bius). Saat reaksi phobic menurun di titik ini, jawaban akhir di film bisa memberikan pengalaman positif yang adaptif terhadap situasi serius. Satu setengah jam setelah film usai, sistem tubuh pun menjadi lebih tenang dan sistem imun tubuh menjadi lebih kuat untuk sementara waktu. Hm, apalagi jika nontonnya bareng si dia sambil menggenggam lengannya.
sumber : http://female.kompas.com/read/xml/2010/11/18/12175299/Nonton.Film.Horor.Bagus.untuk.Perempuan-12