Arsip Artikel
-
▼
2011
(1124)
-
▼
Maret
(311)
-
▼
20 Mar
(10)
- Efek Buruk Kecanduan Nonton Sepakbola
- Mengapa Pria Tak Suka Banyak Bicara ?
- Misteri Jejak - Jejak Kaki Setan Devon
- Kenapa Pria Malas Pergi ke Dokter ?
- Foto - Foto Jepang Sebelum dan Sesudah Tsunami
- Arti 'i' Pada iPod, iPhone dan iPad
- Etika Kencan dengan Mantan Pacar Teman
- 10 Wanita Penemu
- Berbagai Mobil yang Digunakan dalam Film - Film
- Tweet Pertama Ada 10 Tahun Lalu
-
▼
20 Mar
(10)
-
▼
Maret
(311)
Pria diajak pasangan ke dokter
Kesehatan adalah hal paling berharga dalam hidup. Jika terserang penyakit, tak jarang pasien harus membayar biaya perawatan yang mahal. Namun anehnya, prioritas utama ini tidak diikuti dengan keinginan untuk memeriksakan kesehatan pada dokter, khususnya pada pria.
Berdasarkan hasil survey terhadap 1000 pria yang dilakukan oleh insureblue.co.uk, satu dari lima pria belum mengunjungi dokter atau pelayanan kesehatan lainnya sepanjang 12 bulan. Hanya 14% dari responden yang mengaku senang bertemu dengan dokter jika mereka memerlukannya.
Sedangkan satu pertiganya mengungkapkan bahwa mereka hanya pergi ke dokter jika pasangan memaksa mereka, atau jika mereka memang harus memeriksakan kesehatannya.
Yang lebih parah, terdapat 2% dari responden yang belum pernah bertemu dengan dokter sepanjang hidupnya.
Menurut Mike Shallcross, Deputy Editor dari majalah Men's Health, ada perbedaan antara pria dan wanita terkait arti penting tubuh mereka. Pasien wanita rutin memeriksakan kesehatan mereka, sedangkan pria hanya mengunjungi dokter jika mereka memerlukan perawatan yang vital.
"Jika dianalogikan seperti cara mereka menyetir, maka wanita akan menyetir dengan hati-hati dan memastikan bahwa mereka akan memasukkannya ke dalam garasi tepat waktu, sedangkan pria hanya menaruh kakinya pada pedal gas hingga mobil tersebut rusak," ujarnya seperti dikutip oleh laman Daily Mail.
Penolakan tersebut terjadi walaupun dua per tiga pria memiliki orang tua atau kakek dan nenek yang menderita kanker, stoke, atau penyakit jantung.
Survey tersebut juga menemukan bahwa 6% pria tidak akan konsultasi ke dokter jika mereka merasakan sakit di dada mereka, sedangkan 26% tidak akan melakukannya walaupun tubuh berlimpah keringat. Hampir 9% pria mengatakan bahwa mereka tetap akan menghindari dokter walaupun terdapat darah pada urine dan air mani mereka.
Selain itu, 14% pria dengan alasan yang tidak jelas dan 9% pria yang mengalami kesulitan bernapas juga menghindari dokter. Hanya 65% dari mereka yang akan berkonsultasi ke dokter untuk masalah sakit pada dada mereka, sedangkan setengahnya tanpa alasan jelas akan meminta pertolongan dari ahlinya.
"Saya sangat terbuka untuk segala pergerakan positif yang akan membuat pria lebih waspada akan kesehatannya," ujar Krishna Sethia, dari RS Universitas Norfolk dan Norwich. Biasanya, pria malu untuk membicarakan gejala penyakitnya. Walaupun begitu, mereka tetap harus melakukan hal tersebut sebelum penyakit mereka semakin parah.
Pria yang pergi ke dokter menyadari bahwa memeriksakan masalah kesehatan mereka pada dokter dapat sangat berguna bagi mereka dalam menjalankan gaya hidup. Lebih dari sepertiga dari orang yang memeriksakan tekanan darahnya tahun lalu menemukan beberapa masalah kesehatan yang terjadi di dalam tubuhnya. Sedangkan seperempatnya membutuhkan perawatan lanjutan, dan 9% memerlukan investigasi lebih lanjut.
VIVAnews