Meskipun ada begitu banyak penemuan terutama teknologi baru, maka pada kesempatan ini saya hanya akan memilih 20 penemuan yang mengubah dunia.
Berikut 20 penemuan mengubah dunia :
- Listrik
- Elektronika (ie. transistor dan IC)
- Robotika (eg. mesin produksi, mesin pertanian)
- TV dan Radio
- Teknologi Nuklir (ie. E=mc2)
- Mesin Transportasi (ie. mobil)
- Komputer
- Internet
- Pesawat Terbang
- Telepon dan Seluler
- Rekayasa Pertanian dan DNA (termasuk kloning)
- Perminyakan
- Teknologi Luar Angkasa (ie. satelit dan spacecraft)
- AC dan Kulkas
- Rekayasa Material (eg. material bangunan dan kerangka mesin)
- Teknologi Kesehatan (eg. laser, IR, USG)
- Fiber Optic
- Fotografi (eg. kamera, video)
- Teknologi Peralatan dan Perlengkapan Rumah Tangga
- Moral Movement
Landasan Kategori Penemuan Menjadi Penting (Mengubah Dunia)
Hampir semua dari 20 kategori tersebut merupakan penemuan dan improvement teknologi sepanjang
abad 20 dan sebagian besar masih dalam proses pengembangan teknologi yang lebih efisien dan efektif baik dari sisi ukuran, kecepatan, hemat energi, user friendly, hingga aspek cost. Dan pemilihan 20 penemuan dan teknologi tersebut didasarkan dampak yang luas terhadap kehidupan manusia. Terutama dalam mengubah gaya hidup, kebiasaan, dan sikap mental yang semuanya berdampak pada ekonomi, interaksi sosial-lingkungan dan tidak terkecuali perkembangan teknologi itu sendiri.
Salah satu contohnya adalah energi listrik. Hampir semua orang di dunia (saya kurang tahu di Afrika dan pedalaman Indonesia) saat ini telah “terikat” dengan kebutuhan listrik. Tanpa listrik, kehidupan seolah-olah mati. Tanpa listrik, saya gak mungkin berkomunikasi via hp, email ataupun blog. Tanpa listrik, kita akan kesulitan mengalirkan air dari satu tempat ke gedung pencakar langit. Tanpa listrik, malam hari menjadi dunia yang penuh gelap gulita alias mati. Listrik telah menjadi kebutuhan utama manusia. Sehingga, energi dan sumber energi listrik telah berubah dari sekadar komoditas ekonomi, kini telah masuk ke komoditas politik internasional. Dengan isu energi, maka perang menjadi senjata untuk menguasai pasokan energi.
Hal serupa dengan internet dan teknologi dan rekayasa medis yang telah memasuki babak baru. Dari hal yang tidak mungkin pada 30-an tahun silam, kini telah menjadi hal yang biasa di abad 21. Dari kekuatan supranatural, kini paradigma manusia mulai lari ke dunia “serba sains dan teknologi” terutama di negara maju dalam teknologi dan rekayasa sains. Dan dibagian ke-20, maka saya masukkan poin yang lain yakni mental. Diera perkembangan teknologi yang super ini, maka gerakan moral (moral movement) akan menjadi isu sangat penting diabad 21. Gerakan moral telah dimulai diakhir abad 20 yang menjembatani berbagai aspek kehidupan suku, agama, ras, dan bangsa di dunia. Mulai dari gerakan keadilan, hak asasi, independen hingga gerakan penyelamatan lingkungan yang booming lewat kampanye Al Gore. Selain kegemilangan teknologi, bumi dan dunia butuh penyimbang yakni gerakan moral yang salah satunya adalah Back to Green Nature yang sering dialpakan oleh manusia.
Akhir kata, penemuan dan inovasi sains dan teknologi tidak akan berhenti selama manusia terus mencari dan mencari hal-hal yang lebih baik, lebih unik, atau lebih dan lebih. Jika diawal abad 21, penemuan mutakhir adalah memristor (April 2008 ), maka saya meyakini bahwa dalam setiap 1 dekade akan selalu muncul invensi-invensi baru. Hanya saja, apakah kita sebagai bangsa Indonesia bisa menjadi pihak penemu, penunjang penemu, memanfaatkan penemuan (membangun industri) atau hanya menjadi bangsa pemakai saja. Semua tergantung pada diri kita dan lingkungan riset dan pendidikan di negeri ini. Mampukah pemerintah dan perguruan tinggi menghasilkan invensi dalam 1 dekade ke depan? Hanya waktu yang dapat menjawab.
Di setiap kategori, saya akan coba ulas lebih detil terutama asal muasal penemuan (tokoh dibalik penemuan), ilmu sains yang melatarbelakangi teknologi tersebut, perkembangannya serta dampak-dampaknya dalam aspek kehidupan seandainya teknologi tersebut alpa dalam kehidupan kita. Salah satu contohnya adalah “bagaimana jika tidak ada listrik?”.
Terima kasih atas kesediaanya membaca artikel ini, dan saya tunggu tanggapan dan kritikan konstruktifnya (hmm… mengingat beberapa poin kategori saya pilih secara subjektif… ).
Terima kasih atas kesediaanya membaca artikel ini, dan saya tunggu tanggapan dan kritikan konstruktifnya (hmm… mengingat beberapa poin kategori saya pilih secara subjektif… ).